Gandeng Batavia Prosperindo, HSBC Indonesia Rilis Reksadana Syariah Teknologi Global

Gandeng Batavia Prosperindo, HSBC Indonesia Rilis Reksadana Syariah Teknologi Global Gandeng Batavia Prosperindo, HSBC Indonesia Rilis Reksadana Syariah Teknologi Global

BERITA - JAKARTA. HSBC Indonesia memunculkan produk reksadana Batavia Technology Sharia Equity USD dengan membimbit PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen. 

Ini adalah reksadana syariah berbasis efek antarbangsa (offshore) demi pemilik uang akan ingin berinvestasi dekat sektor teknologi global. Sejalan memakai itu, outlook HSBC Indonesia dengan sektor teknologi dan ESG (sektor hijau) memiliki potensi return tertinggi dekat tengah ketidakpastian ekonomi global balasan pandemi serta macela geopolitik.

Oleh karena itu, produk ini dikembangkan Batavia dengan manggendeng Templeton, manajer investasi adapun menyimpan pengalaman lagi kemampuan global bagai technical advisor sesangkat bisa mengoptimalkan return nasabah. 

Head of Wealth Development HSBC Indonesia Verawaty Zhao mengatakan, produk ini adalah solusi dan opsi investasi dalam sektor teknologi dan transformasi digital. Terlebih, reksa dana ini bisa dibeli dengan nilai mulai dari US$ 10.000. 

"Portofolio mengenai reksadana ini, sekitar 60%-65% ala perusahaan yang sudah mapan maka 35%-40% ala perusahaan tipis yang tetap menawarkan stabilitas maka peluang," kata Verawaty, pada dalam kecerahan resmi, Jumat (25/2). 

Menurutnya, peluncuran produk ini doang sekaligus menunjukkan komitmen HSBC Indonesia demi memperkuat dan mendiversifikasi produk investasi nan sudah diberikan paling dalam solusi wealth management kepada nasabah di Indonesia. 

"Saat ini, HSBC Indonesia menawarkan empat produk investasi demi nasabah premier, yaitu reksa dana, obligasi, structured products bersama investment links," jelasnya. 

Sebelumnya, HSBC Indonesia sudah meluncurkan produk investasi berkelanjutan, yakni Batavia Global ESG Sharia Equity USD ala tahun dahulu. Ia menyebut, minat pemodal cukup makmur terhadap produk investasi ini dan HSBC Indonesia tidak menutup kemungkinan menurut menerbitkan produk investasi lain menurut ke depan. 

Namun demikian, paling dalam berinvestasi, Verawaty berpesan agar pemilik_aktiva perlu tetap menyesuaikan memakai biografi risiko dan melakukan diversifikasi karena volatilitas akan ada tidak bisa diprediksi.

"HSBC Indonesia menilai ada sejumlah tantangan karena pandemi masih berlangsung sebatas pertumbuhan perekonomian global tahun ini diperkirakan akan melambat ke level 4,1% dari realisasi tahun lalu 5,7%," jelasnya. 

Secara regional, perekonomian Asia masih prospektif dengan perkiraan pertumbuhan 4,8% akan 2022 ditopang permintaan domestik. Di Asia Tenggara, Singapura bagi mendapatkan manfaat pemulihan ekonomi global.

Sementara pasar saham Indonesia akan mendapatkan manfaat perkembangan inkartontri hijau yang ditopang untuk inkartontri bahan baku.

Cek Berita lagi Artikel yang lain dekat Google News